Minggu, 14 Desember 2008

general of islamic

makna tahun baru bagi islam..

Arti Sebuah Perjuangan - Berserah Diri
Istilah perjuangan sering sekali kita dengar , mungkin sulit untuk menghitungnya , orang bilang hidup harus berjuang , atau mungkin ada orang bilang , kita harus berjuang untuk lebih sukses , dan masih banyak lagi istilah perjuangan yang kita dengar
Memahami makna istilah berjuang itu sangat luas , mungkin hal ini dapat kita bagi dua , yaitu berjuang secara lahir dan secara batin. Dua hal ini cara melakukannnya sedikit berbeda , tapi harus selalu beriringan. karena kalau hanya satu sisi kita berjuang ( lahir saja ataupun batin saja ), maka akan terjadi ketimpangan dalam hidup kita , karena kita ini hanyalah ibarat suatu wayang yang dijalankan oleh sorang dalang
intinya kita harus selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan hasilnya kita serahnya kepada yang maha kuasa ( ikhlas jika belum sesuai keinginan kita ) , karena yang terberat didunia ini ialah meneriman kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Landasan :
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah….” (Q.S.al-Taubah/09:20)


Hijrah tidak hanya bermakna keluar dari satu tempat ke tempat yang lain, melainkan juga berpindah dari kondisi buruk menuju kondisi yang lebih baik. Gambaran tersebut dapat dipetik dari usaha Nabi yang berusaha keluar dari kondisi keterancaman di Makkah menuju Madinah dengan tujuan untuk membangun peradaban Islam yang lebih baik.
Dalam kenyataan Islam kini, ancaman itu berbentuk kemiskinan, kebodohan dan intoleran, baik sesama umat Islam maupun sesama umat beragama lainnya. Ancaman tersebut juga datang dari kondisi bangsa yang mengumbar kekerasan dan ketidakadilan pemimpin (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Kita wajib hijrah dari kondisi yang teraniaya tersebut. Tentu hijrah itu dengan memerangi dan menghilangkan segala faktor yang melahirkan kemiskinan, kekerasan, dan intoleransi yang menganiaya kita saat ini.

Merenungkan hijriyah sembari juga menyemai semangat berhijrahnya Nabi dengan tidak mengulang perbuatan buruk di tahun lalu. Persis seperti pernyataan Nabi bahwa “barang siapa yang menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung“ Karenanya, haruskah cerita di atas menjadi pemandangan kita setiap tahun baru Hijriyah ?

Tidak ada komentar: